Gunung Sumbing Lewat Jalur Bowongso

Ngawi.in, Gunung Sumbing yang berketinggian 3371 mdpl terletak di wilayah Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di wilayah administratif Kabupaten Wonosobo pada sisi barat, Kabupaten Temanggung pada sisi utara dan timur, Kabupaten Magelang pada sisi tenggara dan selatan. Dengan ketinggian tersebut, Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ke 3 di Pulau Jawa, setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet.

Letaknya yang bersebelahan dengan gunung sindoro sehingga banyak yang menyebut sebagai gunung kembar “SUSI” ( Sumbing - Sindoro ). Dengan aktifitas gunung yang bisa dikatakan gunung mati, Gunung Sumbing bisa di daki kapan saja. Rute / jalur pendakian Gunung Sumbing ada empat, dari sisi utara yaitu jalur garung ( dusun Garung, desa Butuh, kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo ) yang merupakan jalur pendakian utama dan favorit, dari sisi timur laut yaitu jalur Cepit ( dusun Cepit, desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung ), dari sisi selatan yaitu jalur Kaliangkrik ( kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang ), dan jalur dari sisi barat yaitu melalui desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.


Jalur pendakian Gunung Sumbing via Bowongso merupakan jalur baru yang mulai dibuka sejak tahun 2007 oleh para penggiat alam terbuka ( skydoors ) dibantu dengan masyarakat dan beberapa pihak lain. Desa Bowongso dapat dicapai dari pasar kertek ( terletak diantara jalan raya Wonosobo - Temanggung ) menggunakan angkutan umum atau ojek. Dengan arah ke selatan ±1 km dari pasar kertek, terdapat pertigaan menuju arah kiri / ke arah timur sejauh ± 6 km menuju desa Bowongso. Sesampainya di desa Bowongso kita bisa langsung menuju ke rumah kepala desa yang sering digunakan sebagai basecamp oleh para pendaki. Diawali mengisi data diri di buku absen yang disediakan oleh kepala desa, kita bisa sambil mempersiapkan bekal yang akan kita bawa.

Pertama - tama kita akan melewati jalur berbatu yang sudah tertata rapi dengan samping kanan - kiri berupa ladang penduduk dengan medan tanjakan yang lumayan landai. Sesudah jalur berbatu, kita akan menemui jalur tanah. Di tengah - tengah jalur bertanah terdapat percabangan, yang kekiri merupakan jalur penduduk untuk mencari kayu dan kalau diteruskan bisa ketemu dengan jalur dari Garung, sedangkan yang lurus merupakan arah menuju puncak. Setelah percabangan jalan akan menurun yang kemudian berbelok kekanan menuju punggungan ke arah puncak. Sesampainya di punggungan, kita akan memasuki kawasan hutan dengan adanya papan peraturan dari perhutani. Dari situ sudah banyak tanda yang menunjukkan arah menuju puncak.






Dengan medan yang mulai bersemak, kita akan sampai di pos 1 ( Taman Asmara ). Di pos 1 terdapat dua shelter dari kayu, yang satu bangunan baru, yang satu bangunan lama yang sudah rusak. Pos 1 tempatnya sangat teduh karena terletak di tengah - tengah hutan dengan vegetasi pohon - pohon yang cukup rapat. Dari pos 1 perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri hutan dengan medan bersemak dan tanjakan yang bervariasi. Semakin keatas vegetasi mulai terbuka dengan semakin jarangnya jarak antar pohon. Hal itu menunjukkan kita akan sampai di pos 2.

Pos 2 atau sering disebut pos Bogel merupakan pos yang berada diantara pohon Bogel ( pohon yang ukurannya pendek walaupun umurnya sudah tua ). Di sekitar pos 2 terdapat mata air yang tempatnya susah untuk ditemukan. Di pos 2 terdapat tempat datar yang bisa digunakan untuk mendirikan 2 - 3 tenda. Dari pos 2 jalur masih terus menanjak dengan vegetasi yang semakin terbuka hingga menyisakan semak - semak / rumput - rumput. Dari sini angin cukup kencang sampai mendekati puncak. Dengan menelusuri jalur yang jelas kita akan sampai di pos 3.

Pos 3 merupakan tempat paling nyaman untuk mendirikan tenda. Terletak diantara padang rumput yang terdapat beberapa pohon - pohon. Letaknya yang cukup terlindungi dari angin dan tanah yang datar, pos 3 dapat untuk mendirikan hingga 10 tenda. Pos 3 merupakan tempat yang paling sering digunakan para pendaki untuk nge-camp sebelum melanjutkan menuju puncak. Pos 3 juga terdapat percabangan jalur, yang lurus merupakan jalan shortcut dengan medan yang cukup terjal dengan melewati jalur yang tidak begitu jelas, dan yang kekanan dengan melewati cerukan yang kemudian dilanjut menyusuri punggungan sebelah kanan dari pos 3 yang memiliki jalur yang lebih jelas namun sedikit memutar.

Kedua jalur dari pos 3 tersebut akan bertemu kembali tepat diatas pos 3 yang kemudian jalur semakin menanjak dengan medan yang mulai berbatu. Semakin mendekati puncak medan tanjakan mulai bervariasi dengan batu - batuan besar di sepanjang jalur. Dengan ujung bibir kawah, kita akan bisa melihat kawah Gunung Sumbing atau sering disebut Segoro Wedi yang bisa dituruni melalui sisi kiri atau langsung menuju Puncak Buntu melalui sisi kanan.

Puncak Buntu ditandai dengan adanya bendera dan batu - batu yang disusun mirip nisan. Puncak Buntu atau sering disebut Puncak Bendera adalah puncak yang paling sering disinggahi oleh para pendaki dari jalur manapun. Sedangkan puncak sejati / triangulasi Gunung Sumbing yang sering disebut Puncak Kawah berada di sebelah selatan Puncak Buntu. Dibutuhkan alat panjat seperti tali / webbing untuk menggapainya karena kita harus menuruni jurang yang cukup terjal dan kemudian harus memanjat menuju Puncak Kawah ( ±3371 mdpl ).

Bila cuaca cerah akan tampak Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu di sisi timur, Gunung Sindoro yang berdiri tegak di sisi utara, serta di sisi barat tampak Gunung Slamet dan tampak samar - samar Gunung Ciremai Jawa Barat.

Estimasi / perkiraan waktu ( ±8 jam ) :

* Basecamp – Jalur bertanah = 1 jam
* Jalur bertanah – pos 1 ( Taman Asmara ) = 1 jam
* Pos 1 ( Taman Asmara ) – Pos 2 ( Bogel ) = 2 jam
* Pos 2 ( Bogel ) – pos 3 = 2 jam
* Pos 3 – Puncak = 2 jam

Catatan :

* Di pertigaan jalur bertanah diatas ladang ambil lurus saja, walaupun nanti jalan akan menurun.
* Mata air di dekat pos 2 tempatnya susah ditemukan, disarankan membawa persediaan air yang cukup dari basecamp.
* Antara pos 2 – pos 3 banyak percabangan yang bila salah akan turun menuju ke desa lain.
* Percabangan di pos 3 disarankan ambil jalur yang kekanan, selain jalurnya sudah jelas juga akan menghemat tenaga karena lebih landai.
* Untuk menggapai Puncak Kawah ( triangulasi Gunung Sumbing ) bisa dimulai dari pos 3 yaitu dengan menuju kearah kanan / berpindah punggungan yang menuju ke arah puncak kawah.
* Pendakian Gunung Sumbing termasuk pendakian yang membutuhkan waktu lebih lama dibanding gunung - gunung sekitarnya, manajemen waktu berangkat dan perjalanan harap diperhatikan.

0 Response to "Gunung Sumbing Lewat Jalur Bowongso"

Posting Komentar