Mengayuh Kabut Di Arcopodo Semeru

Ngawi.in, Semeru atau Mahameru adalah juga gunung idola bagi pendaki. Karena selain panorama yang indah di Ranu Gumbolo, juga Semeru adalah gunung tertinggi di Jawa, sekitar 3.676 mdpl, dengan kawahnya yang terkenal yakni Jonggring Saloka. Pendakian Belantara Indonesia menuju Semeru sekitar bulan Juli, yang menurut kabar, di bulan Juli, Agustus, September akan terhindar dari badai dan hujan yang kadang membahana tanpa maksud jelas..ya iyalah..masak ya iya donk? lebay ah..


Singkatnya kami sampai di Arcopodo, setelah melewati Kalimati yang di sepanjang jalan adalah penuh dengan kecuraman dan rimbunnya pohon cemara serta kegelapan yang pasti, serta jalan yang curam dan berdebu lho..jadi berhati - hatilah sesampai di Kalimati.

Tetapi sayangnya sesampai di Arcopodo yang hanya berjarak sekitar beberapa kilometer dari puncak Jonggring Saloka, yang bisa ditempuh kurang lebih 5 jam perjalanan, kabut menggelayut dan kami pun terpaksa mengayuh kabut di sepanjang Arcopodo, dan untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak pun kami tunda karena kabut dan selain itu jalur menuju puncak juga harus melalui bukit berpasir dan gampang longsor.

Akhirnya kami buka tenda di Arcopodo walau tak layak untuk daerah menginap karena tanah yang labil dan sering longsor. Maka kita tak tidur dalam semalaman karena kami pikir tak sampai pagi kami akan mendaki menuju puncak Semeru. Dan sampai pukul 2.30 pagi kabut mulai agak mereda dan jalur mulai bisa di tembus dengan lampu senter kami.

Kamipun mendaki menuju puncak Semeru dengan deg - deg an takut akan kabut yang turun lagi mungkin. Ya untungnya jika kabut turun, kita tak akan ketahuan jika mesti buka baju dan celana dan berganti pakaian, karena pandangan gelap oleh kabut. Seneng?

Jam 3 pagi kami daki jalur yang berupa pasir dan batuan mudah longsor guna menggapai atap pulau Jawa yang legendaris dan tibalah kami di puncak Semeru Yang Melegenda walau susah payah. Bagi yang ingin ke Semeru dan belum pernah menuju ke sana sebaiknya berhati  hati penuh saat sampai di Kalimati dan kemudian jalur ke puncak dari Arcopodo, karena tekstur tanah dan batuan yang mudah longsor dan tak bisa di rekayasa dengan apapun.

Kabut yang bisa hadir tiba - tiba juga membuat kita terkapar tak bersuara, hingga harus berhenti dalam pendakian. Sebaiknya pakailah kacamata dan kain penutup hidung karena seringnya debu yang berterbangan menghambat jalan. Dan tentunya sebut nama Tuhan bukan nama dukun, agar selamat sampai tujuan dan kembali pulang dengan cerita yang membanggakan.

Selamat bertualang sahabat.

0 Response to "Mengayuh Kabut Di Arcopodo Semeru "

Posting Komentar