PURWOKERTO Ngawi.in- Awas. Hati-hati untuk masyarakat yang mengirimkan uang atau menerima uang melalui western union di PT Pos Indonesia. Uang sejumlah nasabah hilang lantaran dicairkan orang lain yang tak dikenal.
Salah satu korban adalah Ghufron Afandi, seorang Cleaning Service salah satu bank di Purwokerto, warga Desa Tamansari, Kecamatan Karanglewas. Ditemui Radarmas (Grup JPNN), Selasa (26/8) kemarin, ia mengungkapkan, dirinya mendapat kiriman uang dari ibunya di Malaysia sebesar Rp3,5 juta.
Diceritakan, Rabu (13/8) dia mengantre,
sekitar pukul 14.00. "Saat itu, saya disuruh mengisi lembaran termasuk
membubuhkan tanda tangan dan nomor pin untuk mencairkan uang. Selang
beberapa saat petugas tersebut, mengatakan kalau alamat yang diberikan
salah," katanya.
Saat itu juga dia langsung menghubungi ibunya untuk menanyakan alamat. Korban lalu mendatangi kantor pos keesokan harinya.
Hari berikutnya, Kamis (14/8), Ghufron kembali mendatangi kantor pos dan menanyakan apakah uangnya bisa dicairkan. Namun, sampai di kantor pos, petugas mengatakan uangnya masih juga belum bisa dicairkan. "Hari itu katanya belum bisa juga diambil katanya alamatnya masih salah," lanjutnya.
Pada keesokan harinya, Jumat (15/8), saat kembali mendatangi Kantor Pos, betapa terkejutnya dia, ketika mendapat informasi dari petugas di bagian pencairan, bahwa uang yang hendak diambilnya telah dicairkan di kantor pos di Purwokerto Utara.
Saat itu juga dia langsung menghubungi ibunya untuk menanyakan alamat. Korban lalu mendatangi kantor pos keesokan harinya.
Hari berikutnya, Kamis (14/8), Ghufron kembali mendatangi kantor pos dan menanyakan apakah uangnya bisa dicairkan. Namun, sampai di kantor pos, petugas mengatakan uangnya masih juga belum bisa dicairkan. "Hari itu katanya belum bisa juga diambil katanya alamatnya masih salah," lanjutnya.
Pada keesokan harinya, Jumat (15/8), saat kembali mendatangi Kantor Pos, betapa terkejutnya dia, ketika mendapat informasi dari petugas di bagian pencairan, bahwa uang yang hendak diambilnya telah dicairkan di kantor pos di Purwokerto Utara.
"Saya mempertanyakan hal tersebut ke
kepala bagian pencairan kiriman tersebut. Saya hanya mendapat jawaban
untuk melacak sendiri siapa yang mencairkan. Kata petugas yang
mencairkan namanya sama dengan saya tetapi foto dan alamatnya berbeda,
di situ katanya tertera alamatnya di Desa Ketenger, Baturraden," ucapnya
kesal.
Setelah mendapatkan alamat orang yang mencairkan uang kiriman tersebut, Ghufron berusaha menelusuri alamat yang dimaksud. Namun pihak desa maupun RT dalam alamat tersebut tidak menemukan orang yang dimaksud.
Setelah mendapatkan alamat orang yang mencairkan uang kiriman tersebut, Ghufron berusaha menelusuri alamat yang dimaksud. Namun pihak desa maupun RT dalam alamat tersebut tidak menemukan orang yang dimaksud.
"Setelah saya cari ke alamat itu
ternyata tidak ada orang yang dimaksud. Lalu saya kembali ke kantor pos
bermaksud ingin melihat data di monitor. Namun petugas mengatakan jika
datanya sudah dihapus," lanjutnya.
Labih lanjut, ia juga mengaku bukan
hanya dirinya yang mengalami peristiwa ini. "Saat di kantor pos saya
juga bertemu ibu-ibu, saya lupa menanyakan namanya. Ia juga kehilangan
uang sebesar enam juta rupiah dari anaknya yang dikirim dari luar
negeri," jelasnya. Merasa rugi, ia melaporkan kasus yang dialaminya ke
Mapolsek Purwokerto Timur.
Kapolsek Purwokerto Timur, Kompol Is
Supriyati mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait
kasus ini. "Sebenarnya ini masih aduan bukan laporan. Namun untuk
sementara anggota kami masih melakukan lidik," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Cabang
Purwokerto, Yuli Saputro mengaku sudah mendapatkan laporan tersebut.
Bahkan pihaknya sudah melaporkan ke pusat melakukan pembahasan dengan
pihak lain.
Di balik kejadian tersebut, dia menduga adanya mafia yang berperan. Karena menurut dia, sistem yang digunakan untuk mengiriman uang tersebut dengan sistem pin, dimana hanya pengirim dan penerima saja yang mengetahui pin tersebut.
"Itu dugaan kami, masalahnya pin itu
hanya penerima dan pengirim saja yang tahu. Namun, dalam kasus ini ada
orang lain yang tahu pin tersebut," katanya.Di balik kejadian tersebut, dia menduga adanya mafia yang berperan. Karena menurut dia, sistem yang digunakan untuk mengiriman uang tersebut dengan sistem pin, dimana hanya pengirim dan penerima saja yang mengetahui pin tersebut.
Selain itu, lanjut dia diperkuat dengan adanya kasus serupa di daerah lain. "Kemungkinan besar memang ada mafia yang berperan," lanjut dia.
Dikatakan dia, dalam kasus tersebut kantor pos hanya berperan sebagai agen saja. Ketika ada pencairan uang sudah sesuai dengan syarat-syarat yang diajukan tentu akan dilayani. Namun, pihaknya tidak menduga jika pelaku menggunakan KTP palsu untuk mengelabuhi petugas. Dia mengaku, pihaknya merasa kesulitan untuk mendeteksi KTP palsu.
Dia memastikan, untuk penerima sah dipastikan bisa menerima uang tersebut asal sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dimana pengirim memberikan pengaduan. "Pengirim mengadu jika kiriman yang diberikan bermasalah, nantinya akan ada penyelesaian," jelasnya.
(sumber)
0 Response to "Uang Kiriman Dicairkan Orang Lain, Diduga Libatkan Mafia "
Posting Komentar